5 JURUS / TIPS PENGENDALIAN DIRI
5 Jurus / Tips Pengendalian Diri, Lima
jurus yang saya jelaskan di artikel ini berguna sebagai strategi untuk mengendalikan
diri dalam berbagai aspek kehidupan. Jurus ini bisa Anda terapkan untuk apa
saja, yang berurusan dengan pengendalian diri. sekarang mari kita bahas masing-masing jurus. Anda bisa
menggunakan setiap jurus ini, secara terpisah, berdiri sendiri saat Anda
mencoba mengendalikan diri, atau bisa beberapa jurus secara bersamaan.
Jurus pertama adalah mengendalikan diri dengan
menggunakan
prinsip kemoralan. Setiap agama pasti mengajarkan kemoralan, misalnya tidak
mencuri, tidak membunuh, tidak menipu, tidak berbohong, tidak mabuk-mabukan,
tidak melakukan tindakan asusila.
Saat ada dorongan hati untuk melakukan sesuatu yang negatif,
coba larikan ke rambu-rambu kemoralan. Apakah yang kita lakukan ini sejalan
atau bertentangan dengan nilai-nilai moral dan agama?
Misalnya kita mendapat kesempatan untuk mendapat untung
dengan cara yang tidak wajar. Bahasa yang lebih langsung adalah kesempatan
untuk korupsi. Saat terjadi konflik diri antara ya atau tidak, mau melakukan
atau tidak, kita dapat mengacu pada prinsip moral di atas. Agama mengajarkan
kita untuk tidak mencuri atau mengambil barang yang bukan milik kita, tanpa
seijin pemiliknya. Kalau kita teguh dengan prinsip moral ini maka kita tidak
akan mau korupsi. Korupsi itu dosa. Korupsi itu karma buruk. Bisa masuk neraka,
lho.
Jurus kedua pengendalian diri adalah dengan menggunakan
kesadaran. Kita sadar saat suatu bentuk pikiran atau perasaan yang negatif
muncul. Pada umumnya orang tidak mampu menangkap pikiran atau perasaan yang
muncul. Dengan demikian mereka langsung lumpuh dan dikuasai oleh pikiran dan
perasaan mereka.
Misalnya, seseorang menghina atau menyinggung kita. Kita
marah. Nah, kalau kita tidak sadar atau waspada maka saat emosi marah ini
muncul, dengan begitu cepat, tiba-tiba kita sudah dikuasai kemarahan ini. Jika
kesadaran diri kita bagus maka kita akan tahu saat emosi marah ini muncul. Kita
akan tahu saat emosi ini mulai mencengkeram dan menguasai diri kita. Kita tahu
saat kita akan melakukan tindakan ”bodoh” yang seharusnya tidak kita lakukan.
Saat kita berhasil mengamati emosi maka kita dapat langsung
menghentikan pengaruhnya. Kalau masih belum bisa atau dirasa berat sekali untuk
mengendalikan diri, larikan pikiran kita pada prinsip moral. Biasanya kita akan
lebih mampu mengendalikan diri.
Bagaimana jika sudah melakukan jurus satu, prinsip moral,
dan jurus dua, kesadaran, ternyata kita tetap sulit mengendalikan diri?
Jurus ketiga yaitu dengan perenungan. Saat kita
sudah benar-benar tidak tahan, mau ”meledak” karena dikuasai emosi, saat kita
mau marah besar, coba lakukan perenungan. Tanyakan pada diri sendiri
pertanyaan, misalnya, berikut ini:
Apa sih untungnya saya marah?
Apakah benar reaksi saya seperti ini?
Mengapa saya marah ya? Apakah alasan saya marah ini sudah
benar?
Kalau saya marah dan sampai melakukan tindakan yang ”bodoh”,
nanti reputasi saya rusak, kan saya yang rugi sendiri.
Dengan melakukan perenungan kerap kali maka kita akan mampu
mengendalikan diri. Prinsip kerjanya sebenarnya sederhana. Saat emosi aktif
maka logika kita nggak akan jalan. Demikian pula sebaliknya. Jadi, saat kita
melakukan perenungan atau berpikir secara mendalam maka kadar kekuatan emosi
atau keinginan kita akan menurun.
Jurus keempat pengendalian diri adalah dengan menggunakan
kesabaran. Emosi naik, turun, timbul, tenggelam, datang, dan pergi seperti
halnya pikiran. Saat emosi bergejolak sadari bahwa ini hanya sementara.
Usahakan tidak larut dalam emosi. Gunakan kesabaran, tunggu sampai emosi ini
surut, baru berpikir untuk menentukan respon yang bijaksana dan bertanggung
jawab. Oh ya, tahukah Anda bahwa kata bertanggung jawab itu dalam bahasa
Inggris adalah responsibility, yang bila kita pecah menjadi response-ability
atau kemampuan memberikan respon?
Kalau sudah menggunakan kesabaran masih juga belum bisa,
bagaimana?
Lakukan jurus kelima yaitu menyibukkan diri dengan pikiran
atau aktivitas yang positif. Pikiran hanya bisa memikirkan satu hal dalam suatu
saat. Ibarat layar bioskop, film yang ditampilkan hanya bisa satu film dalam
suatu saat. Nah, film yang muncul di layar pikiran inilah yang mempengaruhi
emosi dan persepsi kita. Saat kita berhasil memaksa diri memikirkan hanya
hal-hal yang positif maka film di layar pikiran kita juga berubah. Dengan
demikian pengaruh dari keinginan atau suatu emosi akan mereda.
(titian-agusta.blogspot.com)
http://www.iniunik.web.id/2011/05/5-jurus-tips-pengendalian-diri.html#axzz1oymZcQPC