Sabtu, 17 Maret 2012

pentingnya motivasi berprestasi

 
Motivasi Berprestasi merupakan bekal untuk meraih sukses. Sukses berkaitan dengan perilaku 'produktif dan selalu memperhatikan / menjaga 'kualitas' produknya. Motivasi berprestasi merupakan konsep personal yang merupakan faktor pendorong untuk meraih atau mencapai sesuatu yang diinginkannya agar meraih kesuksesan. Untuk mencapai kesuksesan tersebut  setiap orang mempunyai hambatan-hambatan yang berbeda, dan dengan memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, diharapkan hambatan-hambatan tersebut akan dapat diatasi dan kesuksesan yang dinginkan dapat diraih.

Dengan memiliki motivasi berprestasi maka akan muncul kesadaran bahwa dorongan untuk selalu mencapai kesuksesan (perilaku produktif dan selalu memperhatikan kualitas) dapat menjadi sikap dan perilaku permanen pada diri individu. Motivasi berprestasi akan dapat mendobrak ketahanan individu dalam menghadapi tantangan hidup sehingga mencapai kesuksesan.

 Motivasi berprestasi adalah daya dorong yang terdapat dalam diri seseorang sehingga orang tersebut berusaha untuk melakukan sesuatu tindakan / kegiatan dengan baik dan berhasil dengan predikat unggul (excellent); dorongan tersebut dapat berasal dari dalam dirinya atau berasal dari luar dirinya.

Inilah tantangan sebagai tenaga pendidik sekarang untuk memotivasi siswa agar mempunyai motivasi berprestasi. Memotivasi orang lain bukan sekadar mendorong atau bahkan memerintahkan seseorang melakukan sesuatu, melainkan sebuah seni yang melibatkan berbagai kemampuan dalam mengenali dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain. Paling tidak kita harus tahu bahwa seseorang melakukan sesuatu karena didorong oleh motivasinya 

Ada tiga jenis tingkatan motivasi seseorang yaitu :.

  Motivasi pertama adalah motivasi yang didasarkan atas ketakutan (fear motivation). Dia melakukan  sesuatu karena takut jika tidak maka sesuatu yang buruk akan terjadi, misalnya orang patuh pada bos karena takut dipecat, anak belajar karena diancam tidak diberi uang saku
    Motivasi kedua adalah karena ingin mencapai sesuatu (achievement motivation). Motivasi ini jauh lebih baik dari motivasi yang pertama, karena sudah ada tujuan di dalamnya. Seseorang mau melakukan sesuatu karena dia ingin mencapai suatu sasaran atau prestasi tertentu.
    Sedangkan motivasi yang ketiga adalah motivasi yang didorong oleh kekuatan dari dalam (inner motivation), yaitu karena didasarkan oleh misi atau tujuan hidupnya. Seseorang yang telah menemukan misi hidupnya bekerja berdasarkan nilai (values) yang diyakininya. Nilai-nilai itu bisa berupa rasa kasih (love) pada sesama atau ingin memiliki makna dalam menjalani hidupnya. Orang yang memiliki motivasi seperti ini biasanya memiliki visi yang jauh ke depan. Baginya bekerja bukan sekadar untuk memperoleh sesuatu (uang, harga diri, kebanggaan, prestasi) tetapi adalah proses belajar dan proses yang harus dilaluinya untuk mencapai misi hidupnya.(Mc Clelland )

Menurut Mc Clelland (1953) mengungkapkan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi, meliputi:

a. Faktor Individual

Dalam hal ini, faktor individual yang dimaksud terutama adalah factor intelegensi dan faktor penilaian individu tentang dirinya. Intelegens merupakan kecakapan yang bersifat potensial yang dimiliki seseorang dan merupakan salah satu unsur penting dalam proses pemecahan masalah yang dilakukan individu. Apabila individu mempunyai taraf intelegensi diatas rata-rata maka kemungkinan motivasi berprestasinya tinggi dan apabila individu mempunyai taraf intelegensi di bawah ratarata maka kemungkinan taraf motivasi berprestasinya rendah. Taraf kecerdasan (intelegensi) yang dimiliki indviidu juga akan turut menentukan atau mempengaruhi prestasi yang dicapainya. Faktor lainnya adalah penilaian individu mengenai dirinya sendiri.

b. Faktor Lingkungan

Maksud dari faktor lingkungan disini adalah segala sesuatu yang berada diluar diri individu, yang turut mempengaruhi motivasi berprestasinya.

Faktor lingkungan ini dibagi menjadi 3, yaitu :

1) Lingkungan Keluarga

Relasi yang kurang harmonis dalam keluarga dapat menimbulkan gangguan-gangguan emosional pada anggota keluarga, termasuk anak sebagai anggota sebuah keluarga. Gangguan emosional seringkali berupa bentuk-bentuk ketegangan atau konflik yang dirasakan dalam diri individu. Keadaan seperti ini akan menyebabkan berkurangnya fungsi perhatian individu sehingga daya konsentrasi dalam menghadapi tugas-tugas yang menuntut kemampuannya menurun. Akibatnya, sekalipun mahasiswa mempunyai tingkat intelegensi tinggi namun bila ia mengalami gangguan emosional maka motivasi berprestasinya akan cenderung rendah. Sebaliknya, bila relasi dalam keluarga berlangsung harmonis dan dapat memberikan rasa aman, maka individu akan merasa bebas untuk bereksplorasi dan mengekspresikan diri. Individu yang diberi kesempatan untuk mengekpresikan diri dan ternyata berhasil, maka ia akan merasa tertantang untuk meraih prestasi yang lebih baik lagi. Bila mengalami kegagalan, ia tidak akan menyalahkan lingkungan karena ia menyadari bahwa kegagalan tersebut disebabkan oleh kurangnya usaha dalam mencapai prestasi yang diinginkan.

2) Lingkungan Sosial

Merupakan lingkungan sekitar tempat individu hidup dan bergaul sehari-hari. Lingkungan sekitar yang banyak memberikan rangsangan akan membantu meningkatkan rasa ingin tahu individu sehingga akan mengembangkan dan meningkatkan motivasi berprestasinya. Disamping itu, lingkungan sekitar yang memberikan kesempatan pada individu untuk dapat lebih mengekspresikan kemampuannya, akan membuat individu lebih percaya diri, sehingga meskipun mengalami kegagalan, ia akan terdorong untuk mengatasinya dan berusaha lebih baik lagi.

3) Lingkungan Akademik

Lingkungan akademik menyangkut sejauh mana sebuah institusi pendidikan dapat memenuhi kebutuhan individu sebagai siswa berprestasi di sekolahnya, meliputi fasilitas yang disediakan, hubungan antara siswa dan guru, dan hubungan antar siswa sendiri.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa banyak faktor pendukung untuk memotivasi sesorang untuk berprestasi. Oleh karena itu sebagai tenaga pendidik harus memahami setiap latar belakang permasalahan sehingga ketika mendampinggi sesorang yang kurang termotivasi berprestasi tenaga pendidik mampu membuat treatment. Dan membuat sesorang bersemangat untuk lebih berprestasi.

http://www.widyamandala.ac.id/home/index.php?option=com_content&view=article&id=336:pentingnya-motivasi-berprestasi&catid=65:krida-rakyat


Kamis, 15 Maret 2012

MeraMerancang Masa Depan Dengan Perencanaan Keuanganncang Masa Depan Dengan Perencanaan Keuangan

Menuju kebebasan finansial terletak pada kemampuan seseorang untuk mengelola keuangan dengan baik. Pemasukan yang besar tidak menjamin seseorang bebas dari masalah keuangan, jika tidak diiringi dengan manajemen dan perencanaan keuangan yang baik. Ini berlaku bagi kehidupan pribadi maupun kehidupan bisnis dalam level apapun. Bisnis usaha kecil, bisnis rumahan atau bisnis besar. Masa depan keuangan kita tergantung pada bagaimana kita merencanakan, mengelola dan menggunakan sumber daya keuangan yang kita miliki. Biasanya orang dengan pemasukan besar memiliki pengeluaran yang besar pula, yang pada akhirnya akan sama saja, memiliki pemasukan yang besar dengan pemasukan yang kecil. Dalam kehidupan pribadi maupun bisnis sangat penting untuk membuat perencanaan keuangan secara baik agar masa depan kita baik.

Dalam hal mengelola keuangan sebaiknya kita menggunakan maksimal 55% dari gaji yang kita terima setiap bulannya untuk kebutuhan sehari-hari. Karena itu, alangkah baiknya jika kita juga terus membiasakan diri untuk memiliki pola hidup yang sederhana. Sebagai contoh, jika ada di antara Anda yang belum memiliki rumah dan karena satu dan lain hal harus tinggal di tempat kost, setidaknya beberapa ratus ribu rupiah sudah pasti terpotong dari gaji Anda selama sebulan. Untuk itu, Anda bisa menyiasatinya dengan mencari tempat kost di daerah yang tidak terlalu mahal, walaupun untuk itu Anda mungkin perlu sedikit “prihatin”, dalam arti Anda memilih tempat kost yang hanya memiliki kipas angin, karena tempat kost yang menyediakan AC sudah pasti lebih mahal harganya.

Lalu selain tempat tinggal, kita juga perlu memikirkan tentang makan sehari-hari atau kebutuhan kita setiap bulan. Jika kita berbelanja kebutuhan sehari-hari di supermarket, harganya pasti akan lebih mahal dibanding jika kita berbelanja di toko serba ada. Begitu pula jika kita memasak sendiri di rumah akan jauh lebih hemat daripada makan di luar. Memang mau tidak mau dibutuhkan usaha ekstra jika kita ingin melakukan penghematan, tapi seandainya kita rela melakukan tindakan-tindakan penghematan seperti itu, kita akan memiliki sisa uang atau kesempatan menabung yang lebih besar lagi. Semakin banyak yang bisa kita tabung, semakin besar pula kesempatan kita untuk berinvestasi.
Modal dan Investasi

Bicara tentang modal dan investasi, ada baiknya kita melakukan semacam pengelompokan, sehingga dari pengelompokan ini kita bisa menimbang investasi apa yang bisa kita kerjakan. Sebagai contoh: Jika modal kita di bawah 5 juta rupiah, maka jenis investasi yang tersedia akan berbeda dibandingkan jika kita memiliki modal 10-15 juta atau bahkan 50 juta ke atas. Katakanlah modal kita di bawah 10 juta, kita bisa menimbang jenis investasi yang ingin kita lakukan berdasarkan kebutuhan yang ada di masyarakat sekitar kita.

Sebagai contoh: apabila kita tinggal di lingkungan di mana banyak terdapat anak muda dan tempat kost-kostan, kesempatan investasi yang paling bagus antara lain adalah jasa cuci pakaian atau laundry. Kita bisa mulai menghitung, untuk pakaian 1 kg, berapa banyak sabun yang kira-kira dibutuhkan dan berapa besar listrik yang terpakai untuk menyeterika. Dari situ kita juga bisa mencari seseorang untuk membantu kita mencuci, atau jika kita tidak ingin menyewa orang, berapa besar biaya operasional yang harus kita keluarkan jika menggunakan mesin cuci? Dari perhitungan tersebut, kita bisa mengetahui berapa harga yang akan kita patok per kilogramnya untuk pelanggan kita. Selain itu, mungkin kita tidak perlu mengambil profit margin yang terlalu besar tetapi kita lebih mengejar omzetnya.

Ada banyak peluang usaha lain yang bisa kita ambil dan semua itu dapat didasarkan dari kebutuhan-kebutuhan yang ada di sekeliling kita. Karena itu, kita perlu terus mengasah kemampuan dalam menganalisa dan membuat pengamatan, sehingga akan jauh lebih mudah untuk melihat peluang yang ada sesuai dengan “ketebalan dompet” dan waktu yang kita miliki. Sektor riil bisa kita manfaatkan berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang ada, karena di mana ada kebutuhan, akan selalu ada kesempatan untuk memenuhi kebutuhan itu dan menjadikannya sebagai peluang bisnis.Dengan modal di bawah 5 juta, alternatif investasi selain di sektor riil adalah pasar saham yang juga cukup menjanjikan. Dengan modal di bawah 10 juta kita tetap bisa memanfaatkan kesempatan-kesempatan di pasar saham. Yang kita perlukan hanyalah mempelajari fluktuasi yang ada sehingga kita tetap bisa mengambil keuntungan dari setiap situasi yang terjadi.

Di sisi lain, tidak ada salahnya jika kita menyimpan sebagian uang di bank, karena bagaimanapun juga kita perlu memiliki cashflow. Jika kita menyimpan cashflow dalam bidang investasi, kita tidak bisa mengambilnya sewaktu-waktu jika dibutuhkan. Jika suku bunganya menjanjikan, kita juga bisa “memarkirkan” uang kita di bank dalam bentuk deposito ataupun reksa dana. Tapi dalam kondisi sekarang ini, sebaiknya jangan terlalu lama atau terlalu banyak memarkirkan uang kita di bank. Pihak Bank sendiri memang sengaja menurunkan suku bunga, dengan harapan agar dana-dana yang selama ini diparkirkan oleh banyak pihak di bank bisa mulai ditarik untuk kemudian diinvestasikan di sektor riil, sehingga akan terjadi pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan di sektor riil. Sebaiknya sekitar 15-20% dari total tabungan yang ada bisa kita pakai untuk diinvestasikan, sementara sisanya tetap disimpan sebagai cashflow di tabungan, sambil menunggu adanya peluang-peluang investasi yang lebih bagus lagi. 

http://galeriukm.web.id/manajemen-keuangan/merancang-masa-depan-dengan-perencanaan-

Cara Dan Tips Meraih Cita - Cita Mu

Semua orang memiliki impian dan cita-cita, namun hanya sedikit yang berani mengejar dan mewujudkannya menjadi sebuah pencapaian hidup. Banyak orang kehilangan semangat dalam hidupnya hanya karena mereka tidak tahu atau tidak mau tahu akan apa yang sebenarnya yang mereka mau. Apa yang sebenarnya yang mereka inginkan. Kebanyakan orang hanya menjalankan hidup ini sebagai sebuah rutinitas. Dengan sedikit kenyamanan yang mereka rasakan maka berhenti sampai di situlah impiannya. Mereka takut membuat sedikit perbedaan karena khawatir kenyamanan itu akan hilang.

Semua orang pasti memiliki potensi yang luar biasa, dan keluarbiasaan itu baru akan tergali secara maksimal jika kita sudah bisa keluar dari penjara mental kita. Jika kita sudah menemukan profesi yang paling tepat dengan panggilan jiwa maka kita akan lebih mudah mengaktualisasikan potensi diri kita yang sebenarnya. Dengan itu kita mendedikasikan hidup untuk kehidupan ini; mempersembahkan yang terbaik yang bisa kita berikan untuk peradaban manusia yang sedang kita jalani saat ini.

Banyak orang berbakat yang terjerat borgol emas. Mereka sebenarnya bisa melakukan hal yang lebih, tapi mereka tidak berani melakukan hal yang berbeda atau keluar dari zona nyaman. Banyak orang yang sebenarnya bakatnya di bidang A, namun kenyataannya ia bekerja di bidang C. Ia tidak berani keluar dari pekerjaannya yang sekarang karena tidak adanya jaminan penghasilan jika ia benar-benar keluar. Akhirnya ia merasa kehidupannya bagai di penjara, pekerjaannya mengurung ia seperti di sangkar emas. Tidak salah lagi, bukan potensi terdahsyat yang keluar dari dirinya, namun semua itu seakan menjadi rutinitas agar ada nasi yang bisa dimakan hari ini, besok, dan seterusnya.

Jika Anda ingin kehidupan Anda penuh semangat dan bahagia maka temukan apa yang sebenarnya Anda inginkan dan kejarlah hal itu. Semua butuh perjuangan dan kerja keras, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi ada hal yang harus Anda tahu: tidak ada sesuatu yang tidak mungkin dalam hidup ini selama kita mau berusaha dan mencobanya

http://www.sayategar.com/2011/08/cara-dan-tips-meraih-cita-cita-mu.html
.

Masalah Kelompok Sebaya


Masalah-masalah akademik dan social (Parker & Asher, 1987). Sementara itu, dalam studi terkini, Wentzel dan Asher (1995) menemukan bahwa anak-anak sekolah menengah yang ditolak namun patuh secara social tidak memperagakan masalah-masalah yang berkaitan dengan sekolah yang sama seperti teman-teman sebaya mereka yang ditolak dan aagresif. Temuan-temuan ini memberi kesan bahwa penolakan teman sebaya bersama-sama dengan perilaku negative menempatkan anak-anak ini dalam resiko.Hubungan-hubung ... kelompok teman sebaya yang lebih besar sebagai sumber ide dan nilai di samping persahabatan dan hiburan. Penyesuaian dengan tekanan teman sebaya paling tinggi terjadi di antara usia 11 smpai 13 tahun, namun menjelang remaja akhir, penyesuaian dengan tekanan teman sebaya telah berkurang kembali ke tingkat-tingkat yang ditemukan pada anak-anak pertengahan (Berndt, 1979) 

Persiapan menghadapi ulangan umum


Ulangan umum semester ganjil sudah di depan mata. Sudahkah siswa melakukan persiapan, seperti mencatat jadwal ulangan semester.  Sehingga paling tidak langkah awal persiapan sudah dilakukan, dengan begini siswa dapat menskedul jadwal belajar yang tentunya disesuaikan dengan jadwal ulangan.  Seharusnya hal ini tidak perlu terjadi, karena momen ini kan hanya ulangan.  artinya sudah pernah didapatkan atau diujikan sebelumnya.  guru-guru pun sudah memberikan bekal yang banyak.  Lihat lagi ke belakang, ulangan harian yang diberikan oleh guru mata pelajaran, sudah tuntas atau belum, atau ulangan blok (gabungan dari beberapa KD) sudah terlampaui belum batas ketuntasan minimalnya.  Jika jawabannya ya, berarti siswa tidak perlu khawatir dengan soal-soal yang akan keluar di ulangan umum nanti.  tetapi kalau nilai siswa masih selalu berada batas minimal setelah mengikuti remedial teaching dan remedial test berarti siswa perlu belajar ekstra.  karena sebenarnya ulangan umum tidak ada kesempatan untuk melakukan remedial.

Berikut ini hal-hal yang siswa perlu persiapkan dan lakukan :

Baca intisari dari semua pelajaran yang pernah dibuat sebelumnya
Untuk pelajaran berhitung : perbanyak latihan soal (bisa dilakukan dengan kelompok jika tipe soalnya agak sulit dipahami).  Jika sudah paham tambah porsi latihan soal yang ada dibuku paket atau LKS.
Untuk pelajaran hafalan : dibutuhkan kondisi yang tenang untuk tipe pelajaran ini.  bisa dilakukan di tengah malam atau subuh hari (tetapi jangan lupa tidur)
Ganti kebiasaan belajar yang terbukti tidak memberikan perubahan dalam pencapaian nilai (lihat hasil mid semester lalu)
Jika masih menemukan kesulitan dalam memahami pelajaran tertentu, segera minta bantuan teman atau guru (seharusnya ini dilakukan dalam kegiatan belajar sehari-hari, tidak hanya pada momen ulangan umum)
Makan makanan yang bergizi dan tidur yang cukup
Jangan lupa menjalankan kewajiban sholat dan berdoa
Pada hari H, berangkat ke sekolah lebih awal sehingga tidak perlu tergesa-gesa, karena akan berakibat hilangnya konsentrasi
Bacalah soal dengan tenang dan teliti
Jangan pernah berharap bantuan dari orang lain, karena mungkin akan menjerumuskan (percaya dengan kemampuan sendiri).  dan hilangkan anggapan posisi menentukan prestasi, dan siapa sih yang mengawas.

Mudah-mudahan penjelasan ini dapat membantu siswa dalam merancang dan menyusun strategi belajar menghadapi ulangan umum yang sudah didepan mata.  semoga sukses…

 
http://hlasrinkosgorobogor.wordpress.com/2008/12/05/persiapan-menghadapi-ulangan-umum/