Motivasi Berprestasi merupakan bekal untuk meraih sukses.
Sukses berkaitan dengan perilaku 'produktif dan selalu memperhatikan / menjaga
'kualitas' produknya. Motivasi berprestasi merupakan konsep personal yang
merupakan faktor pendorong untuk meraih atau mencapai sesuatu yang
diinginkannya agar meraih kesuksesan. Untuk mencapai kesuksesan tersebut setiap orang mempunyai hambatan-hambatan yang
berbeda, dan dengan memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, diharapkan
hambatan-hambatan tersebut akan dapat diatasi dan kesuksesan yang dinginkan
dapat diraih.
Dengan memiliki motivasi berprestasi maka akan muncul
kesadaran bahwa dorongan untuk selalu mencapai kesuksesan (perilaku produktif
dan selalu memperhatikan kualitas) dapat menjadi sikap dan perilaku permanen
pada diri individu. Motivasi berprestasi akan dapat mendobrak ketahanan
individu dalam menghadapi tantangan hidup sehingga mencapai kesuksesan.
Motivasi berprestasi adalah daya dorong yang terdapat dalam
diri seseorang sehingga orang tersebut berusaha untuk melakukan sesuatu
tindakan / kegiatan dengan baik dan berhasil dengan predikat unggul
(excellent); dorongan tersebut dapat berasal dari dalam dirinya atau berasal
dari luar dirinya.
Inilah tantangan sebagai tenaga pendidik sekarang untuk
memotivasi siswa agar mempunyai motivasi berprestasi. Memotivasi orang lain
bukan sekadar mendorong atau bahkan memerintahkan seseorang melakukan sesuatu,
melainkan sebuah seni yang melibatkan berbagai kemampuan dalam mengenali dan
mengelola emosi diri sendiri dan orang lain. Paling tidak kita harus tahu bahwa
seseorang melakukan sesuatu karena didorong oleh motivasinya
Ada tiga jenis
tingkatan motivasi seseorang yaitu :.
Motivasi pertama
adalah motivasi yang didasarkan atas ketakutan (fear motivation). Dia melakukan
sesuatu karena takut jika tidak maka sesuatu yang buruk akan terjadi, misalnya
orang patuh pada bos karena takut dipecat, anak belajar karena diancam tidak
diberi uang saku
Motivasi kedua
adalah karena ingin mencapai sesuatu (achievement motivation). Motivasi ini
jauh lebih baik dari motivasi yang pertama, karena sudah ada tujuan di
dalamnya. Seseorang mau melakukan sesuatu karena dia ingin mencapai suatu
sasaran atau prestasi tertentu.
Sedangkan motivasi
yang ketiga adalah motivasi yang didorong oleh kekuatan dari dalam (inner
motivation), yaitu karena didasarkan oleh misi atau tujuan hidupnya. Seseorang
yang telah menemukan misi hidupnya bekerja berdasarkan nilai (values) yang
diyakininya. Nilai-nilai itu bisa berupa rasa kasih (love) pada sesama atau
ingin memiliki makna dalam menjalani hidupnya. Orang yang memiliki motivasi
seperti ini biasanya memiliki visi yang jauh ke depan. Baginya bekerja bukan
sekadar untuk memperoleh sesuatu (uang, harga diri, kebanggaan, prestasi)
tetapi adalah proses belajar dan proses yang harus dilaluinya untuk mencapai
misi hidupnya.(Mc Clelland )
Menurut Mc Clelland (1953) mengungkapkan bahwa terdapat
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi, meliputi:
a. Faktor Individual
Dalam hal ini, faktor individual yang dimaksud terutama
adalah factor intelegensi dan faktor penilaian individu tentang dirinya.
Intelegens merupakan kecakapan yang bersifat potensial yang dimiliki seseorang
dan merupakan salah satu unsur penting dalam proses pemecahan masalah yang
dilakukan individu. Apabila individu mempunyai taraf intelegensi diatas
rata-rata maka kemungkinan motivasi berprestasinya tinggi dan apabila individu
mempunyai taraf intelegensi di bawah ratarata maka kemungkinan taraf motivasi
berprestasinya rendah. Taraf kecerdasan (intelegensi) yang dimiliki indviidu
juga akan turut menentukan atau mempengaruhi prestasi yang dicapainya. Faktor
lainnya adalah penilaian individu mengenai dirinya sendiri.
b. Faktor Lingkungan
Maksud dari faktor lingkungan disini adalah segala sesuatu
yang berada diluar diri individu, yang turut mempengaruhi motivasi
berprestasinya.
Faktor lingkungan ini dibagi menjadi 3, yaitu :
1) Lingkungan Keluarga
Relasi yang kurang harmonis dalam keluarga dapat menimbulkan
gangguan-gangguan emosional pada anggota keluarga, termasuk anak sebagai
anggota sebuah keluarga. Gangguan emosional seringkali berupa bentuk-bentuk
ketegangan atau konflik yang dirasakan dalam diri individu. Keadaan seperti ini
akan menyebabkan berkurangnya fungsi perhatian individu sehingga daya
konsentrasi dalam menghadapi tugas-tugas yang menuntut kemampuannya menurun.
Akibatnya, sekalipun mahasiswa mempunyai tingkat intelegensi tinggi namun bila
ia mengalami gangguan emosional maka motivasi berprestasinya akan cenderung
rendah. Sebaliknya, bila relasi dalam keluarga berlangsung harmonis dan dapat
memberikan rasa aman, maka individu akan merasa bebas untuk bereksplorasi dan
mengekspresikan diri. Individu yang diberi kesempatan untuk mengekpresikan diri
dan ternyata berhasil, maka ia akan merasa tertantang untuk meraih prestasi
yang lebih baik lagi. Bila mengalami kegagalan, ia tidak akan menyalahkan
lingkungan karena ia menyadari bahwa kegagalan tersebut disebabkan oleh
kurangnya usaha dalam mencapai prestasi yang diinginkan.
2) Lingkungan Sosial
Merupakan lingkungan sekitar tempat individu hidup dan
bergaul sehari-hari. Lingkungan sekitar yang banyak memberikan rangsangan akan
membantu meningkatkan rasa ingin tahu individu sehingga akan mengembangkan dan
meningkatkan motivasi berprestasinya. Disamping itu, lingkungan sekitar yang
memberikan kesempatan pada individu untuk dapat lebih mengekspresikan
kemampuannya, akan membuat individu lebih percaya diri, sehingga meskipun
mengalami kegagalan, ia akan terdorong untuk mengatasinya dan berusaha lebih
baik lagi.
3) Lingkungan Akademik
Lingkungan akademik menyangkut sejauh mana sebuah institusi
pendidikan dapat memenuhi kebutuhan individu sebagai siswa berprestasi di
sekolahnya, meliputi fasilitas yang disediakan, hubungan antara siswa dan guru,
dan hubungan antar siswa sendiri.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa banyak faktor
pendukung untuk memotivasi sesorang untuk berprestasi. Oleh karena itu sebagai
tenaga pendidik harus memahami setiap latar belakang permasalahan sehingga
ketika mendampinggi sesorang yang kurang termotivasi berprestasi tenaga
pendidik mampu membuat treatment. Dan membuat sesorang bersemangat untuk lebih
berprestasi.
http://www.widyamandala.ac.id/home/index.php?option=com_content&view=article&id=336:pentingnya-motivasi-berprestasi&catid=65:krida-rakyat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar